Dari Sekat ke Celah: Unjuk Karya Film Mahasiswa KPI STAIN Majene dalam Ruang Harmoni Lintas Agama

Dari Sekat ke Celah: Unjuk Karya Film Mahasiswa KPI STAIN Majene dalam Ruang Harmoni Lintas Agama

Majene – Mahasiswa semester 6 Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) STAIN Majene menggelar acara nonton bareng dua film pendek bertajuk “Sekat” dan “Celah”. Karya ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Dakwah Multimedia yang diampu oleh Muh. Aswad, M.Sos.

Kegiatan yang berlangsung di Warkop Neo Alternative pada Sabtu malam (5/7/2025) ini, tidak hanya menghadirkan pemutaran film, tetapi juga dilanjutkan dengan sesi diskusi yang membahas makna, pesan, dan teknis produksi film. Suasana hangat dan penuh keakraban mewarnai kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa dari beberapa kampus, antara lain dari STAIN Majene, Universitas Sulawesi Barat, Universitas Hasanuddin, serta masyarakat umum dan sejumlah jemaah dari Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Majene.

Kedua film sama-sama menyuguhkan tema yang lekat dengan realitas kehidupan masyarakat. Film "Celah" memotret dinamika rumah tangga sekaligus meluruskan mispersepsi yang kerap mengiringi praktik poligami. Sementara film "Sekat" membawa penonton pada kisah cinta lintas agama, sebuah fenomena yang sering memunculkan pergulatan batin di tengah perbedaan keyakinan.

Muh. Aswad, M.Sos., selaku dosen pengampu mata kuliah Dakwah Multimedia, menegaskan komitmen untuk terus menyuarakan nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan kedamaian di tengah keberagaman. “Kami ingin menjadikan dakwah lebih inklusif dan relevan dengan tantangan zaman,” ujarnya.

Ketua Prodi KPI, Dr. Nirwan Wahyudi AR, M.Sos., dalam sambutannya mengapresiasi karya mahasiswa yang sarat dengan pesan cinta. “Cinta yang dimaknai secara universal tidak semestinya melahirkan sekat di tengah perbedaan. Ada celah, bahkan ruang yang luas untuk menjalin kolaborasi dan harmoni, sebagaimana yang tercermin dalam pembuatan hingga penayangan film ini,” ungkapnya.

Sebagai narasumber, Dr. Muliadi, S.Ag., M.Sos.I., menyoroti pentingnya menjadikan film sebagai media dakwah yang efektif. “Karya-karya ini patut diapresiasi, karena film bukan semata tontonan, tapi juga bisa menjadi tuntunan. Saya berharap Prodi KPI bisa melahirkan sineas-sineas muda yang berkualitas ke depannya,” tuturnya.

Dalam sesi diskusi lintas iman, Satia Lan Samsudin, S.Si., Pendeta GPIB Majene, menyampaikan pandangannya mengenai kreativitas anak muda dan kekuatan pesan cinta dalam film. “Anak-anak muda memang identik dengan kreativitas, sebagaimana tercermin dalam film yang ditayangkan. Meski bertema percintaan, sejatinya perubahan lahir dari cinta, sebab cinta memiliki daya revolusioner,” ungkapnya.

Perwakilan mahasiswa, Khaeril Umam, turut menyampaikan catatan kritis terkait aspek teknis produksi. Ia berharap Prodi KPI membuka lebih banyak ruang bagi mahasiswa yang memiliki minat dan bakat di dunia perfilman. “Semoga ke depan, ada lebih banyak wadah dan dukungan bagi mahasiswa yang ingin mengembangkan kemampuan di bidang ini,” harapnya.

Acara ini bukan sekadar ajang apresiasi karya, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran, silaturahmi, dan refleksi bersama tentang bagaimana dakwah, film, dan keberagaman dapat saling bertaut dengan harmonis.