Majene – Peran produser film menjadi sorotan utama dalam sharing session bertajuk "Produksi Film sebagai Sarana Kreasi dan Penguatan Budaya" yang digelar oleh pengelola Laboratorium Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene, Sulawesi Barat, Rabu (24/09/2025). Acara ini menekankan pentingnya peran produser dalam setiap tahapan produksi, khususnya dalam mengangkat potensi budaya lokal melalui karya layar lebar.
Dalam diskusi tersebut, produser diposisikan sebagai sosok sentral yang mengatur dan mengawasi seluruh proses produksi, mulai dari pra-produksi hingga pasca-produksi. Lebih dari sekadar mengelola aspek teknis dan logistik, produser juga memiliki tanggung jawab strategis dalam memastikan kualitas, daya tarik, serta keberhasilan sebuah film di mata audiens.
Sinta Masri, line produser yang hadir sebagai pemateri, menekankan bahwa seorang produser harus memahami secara menyeluruh proses pembuatan film. “Produser dituntut mampu melihat potensi cerita yang kuat, mengelola anggaran secara efisien, sekaligus mewujudkan visi kreatif sutradara,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa peran produser mencakup strategi pemasaran agar film dapat menjangkau penonton yang tepat.
Dalam konteks Sulawesi, produser memegang peran penting dalam mengangkat nilai budaya lokal. Tradisi, sejarah, dan kehidupan masyarakat setempat dinilai sebagai sumber cerita unik yang bisa diolah menjadi karya film berkualitas. Dengan demikian, film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media pelestarian dan promosi budaya.
Meski demikian, sejumlah tantangan masih dihadapi produser film lokal, seperti keterbatasan anggaran, minimnya sumber daya manusia terlatih, serta persaingan dengan produksi berskala besar. Berbagai strategi pun dibahas, termasuk membangun kolaborasi lintas pihak, memanfaatkan teknologi digital, hingga mengembangkan model bisnis berkelanjutan.
Kesadaran akan pentingnya film sebagai media ekspresi budaya kini semakin meningkat. Karena itu, peran produser di Sulawesi diharapkan semakin strategis dalam melahirkan karya-karya yang mampu bersaing, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.
Bagi mahasiswa STAIN Majene yang hadir, sesi ini menjadi inspirasi untuk terus mengembangkan kreativitas, berani mengambil risiko, dan menghadirkan film-film yang mengangkat kekayaan budaya Sulawesi. Dengan dukungan yang tepat, potensi perfilman lokal diyakini akan semakin berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat serta kebudayaan Indonesia.
Laporan: Khaeril Alam Syam